ASAL MUASAL DEWA - DEWA JAWA
Gw lagi bikin cerita, sebelum di publish ada beberapa mitos dan legenda yang menurut gw menarik sekaligus jadi referensi bwat gw.
OK gw mulai aja
Suatu ketika, Sang Hyang Tunggal bersabda pada sebuah telur untuk menurunkan tiga dewa (awas !!! bukan tiga diva).
Kemudian dari telur itu jadilah tiga dewa. bagian cangkang menjadi Batara Antaga, sebagai yg tertua.
Bagian putih telur menjadi Batara Ismaya (yang kemudian akan turun ke bumi dan dikenal sebagai SEMAR) sebagai yg kedua. Lalu bagian kuning telur menjadi Batara Manikmaya sebagai yg termuda.
Ketiganya menjadi dewa - dewa yg sangat sakti, sehingga kemudian terjadi perdebatan antara Batara Antaga dan Ismaya.
Mereka ingin mencari tahu siapa yg terkuat di antara keduanya. Maka mereka sepakat untuk mengadu ilmu.
Batara Antaga berubah menjadi raksasa dan mencoba melahap sebuah gunung di bumi.
Tapi gunung itu tidak tertelan, justru mengakibatkan mulut Batara Antaga robek.
Lalu Batara Ismaya tak ingin kalah, gunung itu dilahapnya dan berhasil tertelan seluruhnya.
Sehingga akhirnya Batara ismaya diakui oleh Batara Antaga sebagai yg terkuat.
Tetapi gunung yg ada di dlm perut Batara Ismaya ternyata tak bisa dikeluarkan lagi sehingga membuat perutnya kembung.
Ketika kedua dewa ini kembali ke wujud kecil, fisik mereka tak bisa disembuhkan lagi. mereka jadi jelek.
Melihat hal itu Batara Manikmaya yg semula tak ikut2 malah jadi merasa sebagai dewa yg paling tampan.
Melihat hal ini, Sang Hyang Tunggal turun tangan. fisik kedua dewa yg rusak itu dijadikannya
sebagai hukuman karena 2 dewa itu telah terbawa nafsu untuk mengunggulkan diri masing-masing.
Sedangkan Batara Manikmaya yg menjadi sombong dan merasa sempurna, oleh Sang Hyang
Tunggal dihukum menjadi bertangan empat dan bermata 3 supaya tidak menyombongkan diri lagi.
Setelah tiga dewa itu menyadari kesalahannya, Sang Hyang Tunggal memberi mereka tugas.
Batara Ismaya diutus turun ke bumi untuk menjadi penunjuk kebenaran dan keselamatan bagi kaum ksatria.
Sedangkan Batara Antaga juga diutus ke bumi untuk mendidik kaum raksasa (denawa) agar tahu jalan yg benar. tapi apabila para raksasa itu tak mau diinsyafkan, sebaliknya harus
diarahkan ke jalan maut supaya kehidupan di bumi bisa aman dan damai.
Lalu Batara Manikmaya, oleh sang Hyang Tunggal ditugaskan untuk memimpin kahyangan
karena kelak akan diturunkan pula dewa - dewa yang lain untuk menjadi pengawas kehidupan di bumi.
Pada perkembangannya, di bumi Batara Ismaya dikenal sbg Semar Badranya dan Batara Antaga dikenal sebagai Togog.
Sedangkan Batara Manikmaya dikenal sebagai Batara Guru, raja para dewa.
OK gw mulai aja
Suatu ketika, Sang Hyang Tunggal bersabda pada sebuah telur untuk menurunkan tiga dewa (awas !!! bukan tiga diva).
Kemudian dari telur itu jadilah tiga dewa. bagian cangkang menjadi Batara Antaga, sebagai yg tertua.
Bagian putih telur menjadi Batara Ismaya (yang kemudian akan turun ke bumi dan dikenal sebagai SEMAR) sebagai yg kedua. Lalu bagian kuning telur menjadi Batara Manikmaya sebagai yg termuda.
Ketiganya menjadi dewa - dewa yg sangat sakti, sehingga kemudian terjadi perdebatan antara Batara Antaga dan Ismaya.
Mereka ingin mencari tahu siapa yg terkuat di antara keduanya. Maka mereka sepakat untuk mengadu ilmu.
Batara Antaga berubah menjadi raksasa dan mencoba melahap sebuah gunung di bumi.
Tapi gunung itu tidak tertelan, justru mengakibatkan mulut Batara Antaga robek.
Lalu Batara Ismaya tak ingin kalah, gunung itu dilahapnya dan berhasil tertelan seluruhnya.
Sehingga akhirnya Batara ismaya diakui oleh Batara Antaga sebagai yg terkuat.
Tetapi gunung yg ada di dlm perut Batara Ismaya ternyata tak bisa dikeluarkan lagi sehingga membuat perutnya kembung.
Ketika kedua dewa ini kembali ke wujud kecil, fisik mereka tak bisa disembuhkan lagi. mereka jadi jelek.
Melihat hal itu Batara Manikmaya yg semula tak ikut2 malah jadi merasa sebagai dewa yg paling tampan.
Melihat hal ini, Sang Hyang Tunggal turun tangan. fisik kedua dewa yg rusak itu dijadikannya
sebagai hukuman karena 2 dewa itu telah terbawa nafsu untuk mengunggulkan diri masing-masing.
Sedangkan Batara Manikmaya yg menjadi sombong dan merasa sempurna, oleh Sang Hyang
Tunggal dihukum menjadi bertangan empat dan bermata 3 supaya tidak menyombongkan diri lagi.
Setelah tiga dewa itu menyadari kesalahannya, Sang Hyang Tunggal memberi mereka tugas.
Batara Ismaya diutus turun ke bumi untuk menjadi penunjuk kebenaran dan keselamatan bagi kaum ksatria.
Sedangkan Batara Antaga juga diutus ke bumi untuk mendidik kaum raksasa (denawa) agar tahu jalan yg benar. tapi apabila para raksasa itu tak mau diinsyafkan, sebaliknya harus
diarahkan ke jalan maut supaya kehidupan di bumi bisa aman dan damai.
Lalu Batara Manikmaya, oleh sang Hyang Tunggal ditugaskan untuk memimpin kahyangan
karena kelak akan diturunkan pula dewa - dewa yang lain untuk menjadi pengawas kehidupan di bumi.
Pada perkembangannya, di bumi Batara Ismaya dikenal sbg Semar Badranya dan Batara Antaga dikenal sebagai Togog.
Sedangkan Batara Manikmaya dikenal sebagai Batara Guru, raja para dewa.